Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Hubungannya dengan Bimbingan Konseling Islam
Prodi/Kelas: BKI 3B
Matakuliah: Psikologi Dakwah
Dosen Pengampu: Wira Hadikusuma, S.
A. Pengertian Psikologi Dakwah
Secara harfiah, psikologi artinya “ilmu jiwa” berasal dari kata yunani psyce “jiwa” dan logos “ilmu”. Akan tetapi yang dimaksud bukanlah ilmu tentang jiwa. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai gambaran dari keadaan jiwanya.
Adapun dakwah merupakan usaha mengajak manusia agar beriman kepada Allah Swt. dan tunduk kepada-Nya dalam kehidupan di dunia ini, dimanapun ia berada dan bagaimana pun situasi serta kondisinya.
Dengan demikian, psikologi dakwah adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia yang merupakan gambaran dari kejiwaannya guna diarahkan kepada iman takwa kepada Allah Swt. Bila disederhanakan bisa juga dengan pengertian, dakwah dengan pendekatan kejiwaan.
Berdasarkan definisi tersebut, dapat juga disimpulkan bahwa psikologi dakwah didefenisikan sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang gejala-gejala hidup kejiwaan manusia yang terlibat dalam proses kegiatan dakwah. Psikologi dakwah dapat juga diberi batasan sebagai ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia yang merupakan cerminan hidup kejiwaannya untuk diajak kepada pengalaman ajaran-ajaran Islam demi kesejahteraan hidup manusia dunia dan akhirat (Mubarok, 2006: 8)
B. Tujuan Psikologi Dakwah
Tujuan utama dari dakwah adalah bagaimana nantinya seorang mad’u dapat atau mau menjalankan apa yang disampaikan oleh seorang da’i, bukan hanya sekedar dipahami, direnungkan dan dirasakan saja. Dan bagaimana agar seorang mad’u benar-benar menjalankan apa yang disampaikan oleh da’i dengan penuh kesadaran dari dirinya sendiri.
C. Manfaat Psikologi Dakwah
Ukuran keberhasilan suatu penyampaian adalah apabila pesan dakwah yang disampaikan oleh dai sampai kepada mad‘ū dalam keadaan utuh, sedangkan ukuran keberhasilan dakwah dalam arti ajakan adalah manakala mad‘ū memenuhi ajakan dai. Pengalaman mengajar bahwa tidak semua ajakan baik diterima sebagai ajakan baik.
Tidak jarang seorang dai yang telah bekerja keras menyampaikan dan mengajak masyarakat kearah kebaikan demi kebahagian mereka justru salah dipahami, konsep kebaikan pada fikiran dan hati dai tidak terkomunikasikan sehingga mad‘ū tidak dapat menangkapnya atau bahkan ditangkap dengan pemahaman sebaliknya.
2) Mengembangkan konsep diri, konsep diri adalah pandangan dan perasaan seseorang tentang diri sendiri.
3) Menetapkan hubungan dengan dunia sekitar.
D. Hubungannya dengan Bimbingan Konseling Islam
Antara bimbingan konseling Islam dan dakwah memiliki hubungan yang sangat erat. Dengan bantuan ilmu bimbingan konseling Islam, maka para tokoh agama; kiai, da’i, dan muballigh dimungkinkan untuk bekerja secara profesional dan tidak menutup kemungkinan, praktek bimbingan yang mereka lakukan akan memberikan kontribusi bagi pengembangan keilmuan maupun teori-teori baik dalam bidang dakwah maupun bimbingan konseling Islam.
Para tokoh agama tersebut dapat didorong dan dilibatkan dalam memberikan layanan bimbingan konseling Islam secara profesional, dalam merespon kebutuhan masyarakat pada era globalisasi yang semakin besar dalam bidang bimbingan konseling Islam. Lembaga-lembaga dakwah juga pesntren dapat diharapkan dapat membuka klinik layanan bimbingan konseling Islam sebagai salah satu media dakwah Islam.
REFERENSI:
Salim, Agus. 2017. PERAN DAN FUNGSI DAI DALAM PERSPEKTIF PSIKOLOGI DAKWAH. Jurnal Al-Hikmah. IX(14).
Siregar, Lis Y S. 2012. Psikologinya Dakwah. HIKMAH. VI(2); 16-28.
Prasetya, Marzuqi A. 2014. KORELASI ANTARA BIMBINGAN KONSELING ISLAM DAN DAKWAH. ADDIN. 8(2).
Komentar
Posting Komentar